Mungkin untuk sebagian orang, dengan hasil foto (lansdcape, potrait, panorama, dll) sudah terlihat bagus dan sempurna. Yah barangkali obyek aslinya memang bagus tapi sebenarnya kalau lebih diteliti ternyata hasilnya tidak/kurang tajam dalam arti terlihat blur alias kurang fokus. Ini bila kita bicara dalam skema fotografi Kamera Digital SLR yng tidak bergantung sepenuhnya pada auto-fokus.
Perlu diingat bahwa isu fokus dalam dunia fotografi profesional menjadi isu dasar yang amat vital sebelum melangkah lebih jauh dengan pengaturan-pengaturan lainnya seperti shutter speed, aperture, exposure, ISO speed, penggunaan filter dan lain-lain dalam menghasilkan hasil jepretan yang terlihat tajam dan sempurna.
Lalu bagaimana supaya hasil foto kita benar-benar fokus dan tajam?
Nah berikut akan saya uraikan sedikit tentang bagaimana menghasilkan foto yang tajam yang saya kutip dari bukunya Scott Kelby, The Digital Photography Book : The Step-By-Step Secrets for How to Make Your Photos Look Like the Pros'!
Gunakan Tripod
Perlu diingat bahwa isu fokus dalam dunia fotografi profesional menjadi isu dasar yang amat vital sebelum melangkah lebih jauh dengan pengaturan-pengaturan lainnya seperti shutter speed, aperture, exposure, ISO speed, penggunaan filter dan lain-lain dalam menghasilkan hasil jepretan yang terlihat tajam dan sempurna.
Lalu bagaimana supaya hasil foto kita benar-benar fokus dan tajam?
Nah berikut akan saya uraikan sedikit tentang bagaimana menghasilkan foto yang tajam yang saya kutip dari bukunya Scott Kelby, The Digital Photography Book : The Step-By-Step Secrets for How to Make Your Photos Look Like the Pros'!
Gunakan Tripod
Menurut Scott Kelby, untuk menghasilkan sebuah foto yang berkualitas tidak cukup hanya dengan mengubah/mengatur setingan kamera atau mengubah cara anda menjepret tetapi juga dengan mulai menggunakan peralatan-peralatan fotografi seperti yang biasa digunakan oleh kalangan pro.
Ada satu hal yang membedakan seorang pro dengan amatiran, mereka selalu menggunakan tripod saat memotret bahkan cuaca cerah sekalipun seperti di siang hari. Hal ini untuk menjaga kamera agar tetap mantap dan steady saat memotret. Makanya jangan merasa seseorang tuh sok pamer bila terlihat selalu membawa tripod ke sana kemari karena sebenarnya dia ingin foto yang dihasilkan lebih tajam dan berkualitas.
Ada satu hal yang membedakan seorang pro dengan amatiran, mereka selalu menggunakan tripod saat memotret bahkan cuaca cerah sekalipun seperti di siang hari. Hal ini untuk menjaga kamera agar tetap mantap dan steady saat memotret. Makanya jangan merasa seseorang tuh sok pamer bila terlihat selalu membawa tripod ke sana kemari karena sebenarnya dia ingin foto yang dihasilkan lebih tajam dan berkualitas.
Jangan Gunakan Tombol Shutter Kamera (Gunakan Cable Release)
Oke sekarang foto anda mungkin sudah lebih tajam. Belum betul-betul tajam (tack sharp) baru 'lebih tajam'. Lalu apa selanjutnya? Gunakan Cable Release. Cable release adalah kabel yang bagian ujungnya terdapat sebuah tombol. Saat tombol ini ditekan maka foto akan dihasilkan tanpa perlu menyentuh tombol shutter yang ada pada kamera. Lalu apa hubungan cable release dengan gambar yang tajam? Percaya atau tidak, saat anda pencet tombol shutter pada kamera maka akan cukup membuat kamera anda bergoyang dan foto yang dihasilkan jauh dari tack sharp. Mungkin kelihatannya hal kecil tapi sebenarnya ini masalah besar saat anda ingin foto anda benar-benar tajam. Oleh sebeb itu sebaiknya gunakan cable release saat menjepret dan hindari penggunaan tombol shutter kamera. Menggunakan cable release sangat mudah dari yang anda bayangkan bahkan saat ini kamera-kamera DSLR juga telah didukung dengan wireless remote (tombol shutter nirkabel) yang harganya terjangkau. Nah sekarang foto anda pasti sudah lebih tajam.
Gunakan Self Timer Bila Lupa Cable Release
Yah kadang-kadang saat hunting outdoor mungkin kita lupa membawa cable release. Solusinya gunakakan fitur self timer yang ada di kamera anda. Pasti anda berpikir kenapa harus demikian? Alasannya pasti karena saya pengen cepat-cepat shot, saya tidak punya waktu menunggu sampai minimal 10 detik untuk suatu momen dan masih banyak alasan lagi. Pasti itulah yang anda pikirkan. Oke itu benar, memang benar. Tapi kembali lagi pada ulasan sebelumnya bahwa sedapat mungkin hindari memencet tombol shutter yang ada pada kamera saat memotret karena akan mengakibatkan kamera guncang. Apabila 10 detik terasa lama maka anda dapat mengatur waktu tunggu yang lebih pendek. Untuk kamera Nikon kayaknya bisa diseting sampai 5 detik. Lumayan bukan?
Gunakan Mirror Lock-up
Nah cara berikut agar menghasilkan foto yang tajam dan bersih adalah menggunakan fungsi mirror lock-up. Apa sih esensinya mengunci mirror kamera? Karena pada saat menjepret, mirror di kamera tidak akan bergerak sampai saat setelah exposure membuat batas pergerakan dalam kamera anda, sehingga akan membuat hasil foto anda benar-benar sangat tajam.
Dari penjelasan di atas maka akan ada dua kali jepret dan ini harus menggunakan tripod yang solid tentunya. Pertama saat kamera diseting untuk mirror lock-up maka anda harus memencet tombol shutter (cable/remote) untuk mengunci mirror-nya dan jepretan yang kedua adalah jepretan yang sebenarnya yaitu untuk mengambil gambar/obyek. Yah kelihatannya sedikit membingungkan. Lalu apakah ini akan membuat perbedaan? Sebenarnya tidak he he. Tapi bila cara ini dipakai dan dikombinasikan dengan cara-cara sebelumnya maka akan membuat foto anda selangkah ke depan menjadi lebih tajam (tack sharp nirvana).
Dari penjelasan di atas maka akan ada dua kali jepret dan ini harus menggunakan tripod yang solid tentunya. Pertama saat kamera diseting untuk mirror lock-up maka anda harus memencet tombol shutter (cable/remote) untuk mengunci mirror-nya dan jepretan yang kedua adalah jepretan yang sebenarnya yaitu untuk mengambil gambar/obyek. Yah kelihatannya sedikit membingungkan. Lalu apakah ini akan membuat perbedaan? Sebenarnya tidak he he. Tapi bila cara ini dipakai dan dikombinasikan dengan cara-cara sebelumnya maka akan membuat foto anda selangkah ke depan menjadi lebih tajam (tack sharp nirvana).
Matikan Fungsi Vibration Reduction (Nikon) atau Image Stabilizer (Canon)
Fitur VR atau IS pada lensa berfungsi untuk menjaga stabilitas dan diaktifkan untuk situasi dimana penggunaan tripod tidak dimungkinkan seperti momen pernikahan, beberapa even olahraga, atau momen spontan lainnya. Dengan demikian konsekuensinya bila gunakan tripod maka matikan fungsi VR atau IS tersebut. Lalu kenapa harus dinon-aktifkan? Lensa dengan fitur VR atau IS diciptakan untuk menahan guncangan atau getaran. Nah jika getaran tidak ada maka dengan sendirinya fungsi VR/IS akan mencarinya dan bila tetap tidak ada maka akan timbul sedikit vibrasi agar VR/IS tersebut bisa berfungsi.
Jadi singkatnya saat anda menjepret dengan memegang kamera maka aktifkan VR/IS namun bila gunakan tripod maka matikan saja VR/IS-nya.
Fitur VR atau IS pada lensa berfungsi untuk menjaga stabilitas dan diaktifkan untuk situasi dimana penggunaan tripod tidak dimungkinkan seperti momen pernikahan, beberapa even olahraga, atau momen spontan lainnya. Dengan demikian konsekuensinya bila gunakan tripod maka matikan fungsi VR atau IS tersebut. Lalu kenapa harus dinon-aktifkan? Lensa dengan fitur VR atau IS diciptakan untuk menahan guncangan atau getaran. Nah jika getaran tidak ada maka dengan sendirinya fungsi VR/IS akan mencarinya dan bila tetap tidak ada maka akan timbul sedikit vibrasi agar VR/IS tersebut bisa berfungsi.
Jadi singkatnya saat anda menjepret dengan memegang kamera maka aktifkan VR/IS namun bila gunakan tripod maka matikan saja VR/IS-nya.
Gunakan Aperture yang Paling Tajam
Trik lain yang biasa digunakan kalangan pro adalah jepret dengan setingan aperture paling tajam. Ini cara yang agak ekstrim mungkin. Biasanya lensa normal memiliki 2 f-stop di bawah pembukaan normal (jadi yang kita pakai lebih tinggi dari 2-fstop). Misalnya, bila anda memiliki lensa f/2.8 maka aperture paling tajam berada di f/5.6 dan f/8 (2 full stop di bawah 2.8). Biasanya di setingan ini anda akan meperoleh gambar yang lebih tajam. Namun bagaimana bila ini tidak terjadi pada lensa anda? Yah satu-satunya jalan adalah menguji f-stop secara manual pada angka aperture berapa diperoleh hasil terbaik. Caranya adalah dengan mengecek hasil foto anda lewat data EXIF di Aplikasi Photoshop. Buka menu File, pilih file info lalu klik Camera Data 1 maka akan terlihat nilai aperture dari foto tersebut. Bila memang belum tajam maka anda foto lagi dengan mengubah nilai aperturenya sampai mendapatkan nilai aperture ideal dari lensa anda.
Trik lain yang biasa digunakan kalangan pro adalah jepret dengan setingan aperture paling tajam. Ini cara yang agak ekstrim mungkin. Biasanya lensa normal memiliki 2 f-stop di bawah pembukaan normal (jadi yang kita pakai lebih tinggi dari 2-fstop). Misalnya, bila anda memiliki lensa f/2.8 maka aperture paling tajam berada di f/5.6 dan f/8 (2 full stop di bawah 2.8). Biasanya di setingan ini anda akan meperoleh gambar yang lebih tajam. Namun bagaimana bila ini tidak terjadi pada lensa anda? Yah satu-satunya jalan adalah menguji f-stop secara manual pada angka aperture berapa diperoleh hasil terbaik. Caranya adalah dengan mengecek hasil foto anda lewat data EXIF di Aplikasi Photoshop. Buka menu File, pilih file info lalu klik Camera Data 1 maka akan terlihat nilai aperture dari foto tersebut. Bila memang belum tajam maka anda foto lagi dengan mengubah nilai aperturenya sampai mendapatkan nilai aperture ideal dari lensa anda.
Pakailah Lensa yang Bagus
Nah ini sudah menyangkut isi dompet. Punya banyak uang berarti bisa dapatkan lensa yang lebih bagus. Lalu pertanyaannya apakah dengan memakai lensa yang semakin bagus akan membuat hasil foto nampak semakin tajam? Jawabannya sudah tentu. Semakin mahal lensa tentu kualitasnya akan semakin bagus. Memiliki lensa berkualitas adalah sebuah investasi, dan sepanjang anda care akan hal itu maka akan membawa anda pada hasil foto sekilau kristal yang tidak dapat anda peroleh dari lensa-lensa berharga murah.
Hindari Menaikan ISO, Bahkan di Suasana Lebih/Kurang Cahaya Sekalipun
Saat memotret menggunakan tripod dalam suasana lebih atau kurang cahaya jangan naikkan ISO (kecepatan digital film). Tetap pada ISO terendah yang ada di kamera anda untuk mendapatkan ketajaman gambar. Menaikkan ISO akan menambah noise (bintik-bintik) dan sudah pasti itu tidak anda inginkan. Lain halnya bila anda berada pada situasi dimana pemotretan tanpa tripod dan intensitas cahaya rendah seperti acara pemberkatan nikah di dalam gereja maka apa boleh buat, anda harus naikkan ISO. Resiko bro.
Nah ini sudah menyangkut isi dompet. Punya banyak uang berarti bisa dapatkan lensa yang lebih bagus. Lalu pertanyaannya apakah dengan memakai lensa yang semakin bagus akan membuat hasil foto nampak semakin tajam? Jawabannya sudah tentu. Semakin mahal lensa tentu kualitasnya akan semakin bagus. Memiliki lensa berkualitas adalah sebuah investasi, dan sepanjang anda care akan hal itu maka akan membawa anda pada hasil foto sekilau kristal yang tidak dapat anda peroleh dari lensa-lensa berharga murah.
Hindari Menaikan ISO, Bahkan di Suasana Lebih/Kurang Cahaya Sekalipun
Saat memotret menggunakan tripod dalam suasana lebih atau kurang cahaya jangan naikkan ISO (kecepatan digital film). Tetap pada ISO terendah yang ada di kamera anda untuk mendapatkan ketajaman gambar. Menaikkan ISO akan menambah noise (bintik-bintik) dan sudah pasti itu tidak anda inginkan. Lain halnya bila anda berada pada situasi dimana pemotretan tanpa tripod dan intensitas cahaya rendah seperti acara pemberkatan nikah di dalam gereja maka apa boleh buat, anda harus naikkan ISO. Resiko bro.
Zoom untuk Mengecek Ketajaman
Selalu periksa kembali hasil foto anda dengan menggunakan fungsi playback (Canon) pada kamera anda. Usahakan jangan hanya melihat saja tapi perbesar dia agar bisa kelihatan fotonya telah tajam atau belum. Yakinkan diri anda dengan memperbesar. Kelihatan sepele tapi inilah yang selalu dilakukan oleh kalangan pro.
Nah itulah trik-trik bagaimana mendapatkan hasil foto yang tajam dan bersih menurut om Scott Kelby. Selain itu dapat saya tambahkan bahwa selain yang telah diuraikan di atas, anda harus menguasai betul fitur-fitur yang ada pada kamera anda. Caranya dengan membaca manual kamera tersebut agar kerja kamera bisa maksimal. Dan yang terakhir, jangan pernah bosan untuk mencoba dan mencoba. Trying hard bro! Semakin banyak memotret skill anda niscaya pasti bertambah karena anda akan tahu di mana letak kekurangan anda.
Foto-foto dalam blog ini dapat diunggah sepanjang tidak digunakan untuk tujuan komersil.
wah mantap, ini informasi yang saya cari2, soalnya saya masih pemula dan hasil foto saya tidak setajam orang lain..
BalasHapusMantabbb..thanks infonya
BalasHapus